Selasa, 01 Desember 2009

Turnamen Futsal se-Wilayah III dan Liga Pendidikan Indonesia Nyaris Bersamaan


KUNINGAN (SJB). Maraknya futsal juga tidak sekedar dengan pembangunan lapangan saja, namun event-event yang dilaksanakan pun semakin banyak. Setelah beberapa waktu lalu terselenggaranya futsal pelajar putri, kini di Kuningan kembali digelar kembali turnamen futsal. Bahkan tak tanggung-tanggung dilaksanakan tingkat wilayah III Cirebon. Adalah Forum Komunikasi Pemuda Kuningan dengan dukungan Pemkab Kuningan menjadwalkan pertandingan 2-6 Desember 2009.
     Menurut Ketua Panitia, Uus Rukmana, “peserta yang mendaftar telah mencapai 80 tim, dan technical metting akan dilaksanakan tanggal 25 Nopember. Pertandingan ini kami buka dengan 2 kategori yakni umum dan pelajar. Sebagai hadiah kami selaku panitia menyediakan tropi dan uang pembinaan.”
Ditengah maraknya pertandingan futsal yang diadakan, di Kuningan seperti halnya kabupaten/kota lainnya se-Indonesia juga tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti event Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Piala Presiden merupakan sebuah kompetisi sepakbola antar sekolah SMP dan SMA sederajat serta Perguruan Tinggi se-Indonesia.
     Mengenai kesiapan kontingen Kuningan yang akan berlaga di LPI, Kabid PORA Drs.H. Nana Sunardi, M.Pd melalui Kasie Olah Raga Disdikpora Kabupaten Kuningan, Asep Ismanto memaparkan, “sekolah yang mendaftar untuk mengikuti LPI sampai saat ini adalah 4 regu tingkat SMP yakni SMP ITUS, SMPN 2 Jalaksana, SMPN 1 Kuningan dan SMP Binaul ‘Ulum, sedangkan tim SMA, ada SMA N Garawangi, SMA ITUS, SMK Karnas, SMK Patriot, SMAN 3 Kuningan, dan SMK Muhammadiyah.”
     Mengenai jadwal pertandingan, Asep menjelaskan, ”Untuk waktu pelaksanaan kami akan mengadakan rapat untuk menentukan segera sistem pertandingan dan jadwal pertandingan. Sebelumnya memang untuk batas akhir ditentukan 14 Nopember, namun kami mendapat pemberitahuan dari pusat, bahwa untuk jadwal pelaksanaan di masing-masing daerah tidak ditentukan dari pusat. Namun yang pasti, batas adanya hasil pertandingan adalah 14 Pebruari 2010.” (dan)

Senin, 30 November 2009

Isteri Menteri LH Sosialisasikan Biopori

KUNINGAN (SJB).- PERSOALAN pelestarian lingkungan alam bukan hanya kewajiban pemerintah daerah saja, namun telah menyentuh organisasi Dharma Wanita Persatuan Kementrian Negara Lingkungan Hidup, dengan melakukan penanaman Pohon dan sosialisasi Lubang Resapan Biopori ( LRB) yang dipimpin Violet Gusti Hatta yang merupakan istri Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, belum lama ini.
     Violet Gusti Hatta, mengatakan, beberapa program prioritas pembangunan di bidang lingkungan yang telah dan sedang berlangsung  seperti meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup berupa Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan ( Gerhan ). Diakuinya, dia merasa bangga dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Kuningan selama 5 tahun ke belakang telah melakukan penanaman sebanyak 1.556.800 pohon pada hutan rakyat dan 4.000 pohon pada sepuluh hutan kota. “Selain itu juga Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai secara kolaboratif atau kawasan Konservasi Berbasis Masyarakat yang disingkat PKKBM,” katanya.  
Dijelaskan, Kabupaten Kuningan menuju kabupaten konservasi menempuh upaya kongkrit dalam bidang  pelestarian  lingkungan beserta  habitatnya. Antara lain,  melakukan rehabilitasi terhadap lahan-lahan kritis terutama di daerah resapan air agar mata air senantiasa dapat terplihara dengan baik Dalam kesempatan tersebut Violet  melakukan penanaman pohon di kawasan wisata Open Space Galery ( OSG ) berupa pohon kenari dan sejenisnya yang merupakan tanaman-tanaman yang befungsi untuk resapan air. Selain itu memberokan Sosialisasi Lubang Resapan Biopori yang merupakan salah satu upaya untuk membuat resapan air.
Menurutnya, Lubang Resapan Biopori adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus ( Vertial) ke dalam tanah, dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm atau tidak melebihi muka air tanah dangkal. Lubang perlu diisi dengan sampah organik sebagai sumber makanan fauna tanah dan akar tanaman yang mampu membuat biopori atau liang ( terowongan-terowongan kecil ). Adapun manfaat yang diperoleh  dengan adanya lubang resapan biopori tersebut adalah sebagai resapan air hujan ke dalam tanah dan menjaga ketersediaan air tanah. Selain itu juga sampah organik yang dimasukan kedalam lubang tadi dapat juga digunakan untuk kompos.
Sementara itu, Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda, menyatakan terima kasih kepada seluruh jajaran Dharma Wanita Persatuan Kementerian  Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang telah berpartisipasi menjadikan Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten yang hijau. Program Lubang Resapan Biopori yang dapat menampung dan meresap air hujan, merupakan salah satu upaya Kabupaten Kuningan menuju kabupaten konservasi. (deha)

Gubernur Jabar Canangkan ‘Car Free Day’

KUNINGAN (SJB),- ADA pemandangan lain pada hari minggu pagi di Kabupaten Kuningan. Pasalnya, Gubernur  Jawa Barat DR. H. Ahmad Heriawan, Lc. didampingi Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda berjalan sengaja turun ke jalan menyusuri ruas jalan Siliwangi yang dimulai dari Bundaran Cijoho hiongga Taman Kota. Turut serta Kepala Badan Koordinasi Pemerintah dan Pembangunan wilayah III Propinsi Jabar, Wakil Bupati Kuningan, Unsur Muspida, Pimpinan DPRD, Dandim 0615, Wakapolres Kuningan dan lainnya.
Apakah mereka sedang demo ?. ternayata bukan. Kedua pejabat tersebut sengaja berjalan kaki pertanda dicanangkannya kegiatan bebas kendaraan bermotor (Car Free Day) mulai pukul 6 hingga 9 pagi setiap hari minggu.  Tak pelak kegiatan tersebut disambut gembira masyarakat Kabupaten Kuningan. Karena sepimya jalan dijadikan ajang bermain, bercengkrama dan berolahraga dengan bebas tanpa takut tertabrak kendaraan yang melintas ruas jalan Siliwangi sepanjang 2 KM tersebut.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sertda Kuningan, Drs. H. Yayan Sofyan, MM. selaku ketua panitia kegiatan Car Free Day, mengatakan, maksud dan tujuan kegiatan ini, salah satu upaya untuk meningkatakan kesadaran masyarakat dan meuwujudakan lingkungan yang bersih dan sehat. Bebas dari sampah dan polusi udara. “Selain itu, memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk melaksnakan kegiatan sehari-hari, yang berkaitan dengan lingkungan bersih dan sehat melalui olah raga termasuk olah raga tradisional. Dan menjadikan forum silaturahim antara masyarakat dan pemerintahnya,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda, menjelaskan untuk mewujudkan Kuningan lebih sejahtera berbasis pertanian dan pariwisata yang maju dalam lingkungan lestari dan agamis 2013. Telah ditetapkan 4 misi salah satunya, meningkatkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Berkaitan dengan itu, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Kuningan memiliki program prioritas yang telah dan sedang berlangsung, yakni upaya untuk peningkatan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup, berupa rehabilitasi lahan kritis, kebun raya, taman kota, pembangunan situ dan program pepeling. Disamping itu, peningkatan pencegahan atau penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, penataan ruan gterbuka hijau dalam menjaga kelstarian lingkungan dan peningkatan optimalisasi pendayagunaan sumber daya hutan dan lainnya.
Dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup yang  dicanangkan oleh Pemerintah Propinsi Jabar, Pemkab Kuningan telah menanamkan etika dan membangun perilaku bijak masyarakat terhadap lingkungan, yakni Gerakan Masal Balad Kuring, “Kabupaten Kuningan melaksanakan pencanangan Kawasan bebas sampah dan kendaraan bermotor (Car Free Day ), yang nantinya kegiatan ini berkelanjutan setiap hari Minggu, mulai jam 06.00 - 09. 00 WIB,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Aang melaporkan pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Kuningan 2009 yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat, yang keberadaan fisiknya mencapai sekitar 95 %, diantaranya peningkatan jalan 5 paket, rehabilitas jalan dan jembatan 5 paket, dan pemeliharaan jalan 8 paket yang semuanya menghabiskan biaya sebesar Rp. 3.953.653.600.
Sementara itu, Gubernur Jabar DR. Ahmad Heriawan, mengungkapkan, pelaksanaan kegiatan Car Free Day di Kabupaten Kuningan ini berjalan dengan baik. Hal ini menunjukan pemerintah daerah dan masyarakatnya bersatu, terutama akan pedulinya lingkungan dan kesehatan. Ini merupakan contoh untuk kabupaten lainnya,
“Bukan hanya itu, namun kegiatan ini juga menjadi media silturahim antar warga, sekaligus penyeimbang atas kemajuan teknologi yang dapat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat karena saat ini interaksinya menggunakan dunia maya atau internet,” katanya. Sehingga, lanjut Ahmad, akan menjadikan masyarakat yang autis atau tidak mau berbaur dengan masyarakat yang ada.
Gubernur Jabar mengungkapkan, Kabupaten Kuningan merupakan Kabupaten yang paling hijau diantara kabupaten yang ada di Jabar. Hal ini didukung dengan mengalirnya air yang bersih, udara yang sejuk. Semua itu berawal dari konsennya Kab. Kuningan akan lingkungan yang lestari.“Mun Leueweung ruksak, cai saat, rakyat balangsak,” terangnya. Gubernur Jabar beserta rombongan, melanjutkan peninjuan jalan lingkar Waduk Darma sekaligus melakukan penanaman pohon kenari disepanjang jalan dan pelepasan bebagai jenis burung. (deha)

Gubernur Jabar Serahkan Bansos

KUNINGAN (SJB).- GUBERNUR Provinsi Jawa Barat DR. H. Ahmad Heriawan, Lc, menyerahkan bantuan sosial berupa bantuan keuangan kepada 32  (tiga puluh dua) penerima bantuan, terdiri dari yayasan, pondok pontren, lembaga  keagamaan,  koperasi  dan  kelompok  tani. Bantuan  diberikan  Bupati  Kuningan,  H. Aang  Hamid  Suganda,  melalui  Bagian Kesra  Setda Kab. Kuningan, bertempat  di  Ruang  Rapat  Setda, belum lama ini. Nampak hadir Ketua  DPRD  Kuningan, Dandim 0615 Kuningan, Asisten Administrasi dan  para  camat.
Kepala  Bagian  Kesra Setda Kuningan, Drs. H. Maman  Hermansyah, M.Si, mengatakan, penyerahan  bantuan  diberikan kepada 7 yayasan, 20 pontren, lembaga keagamaan, empat koperasi dan  satu kelompok tani, dengan total bantuan sebesar Rp. 1.655.000.000. “Total bantuan sebesar satu miliar enam ratus lima puluh lima juta rupiah diberikan kepada 32 penerima bantuan di  17 kecamatan  se-Kabupaten  Kuningan,” paparnya.
Dijelaskan, realisasi pencairan bantuan dilakukan  tiga tahap, 50 % setelah  syarat-syarat  terpenuhi, 45 % setelah  SPJ dan  5 % setelah  fisik   pekerjaan  mencapai  100 %. Sedangkan untuk  modal kerja  diberikan sekaligus setelah  persyaratan terpenuhi. Sementara itu, bantuan  untuk  modal  kerja dan pengadaan peralatan  pembayarannya  dilakukan  2 tahap, pertama  95 % setelah  syarat-syarat  terpenuhi dan tahap  kedua 5 % setelah  kegiatan  mencapai  100 %.
Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda  berpesan, SKPD terkait  dan  para  camat  agar  melaksanakan   monitoring sekaligus evaluasi terhadap  pelaksanaan  kegiatan   yang  dilaksanakan   oleh  penerima  bantuan, sekaligus  memberikan  arahan  serta  petunjuk  apabila  terdapat  kesalahan  dalam  pelaksanaannya. Untuk pengelola yayasan, pontren/lembaga  keagamaan, bantuan  ini   merupakan   suntikan  dana agar  pengelolaan yayasan semakin baik,  jangan  sampai  tidak  ada  kemajuan, bahkan dapat  menambah  berbagai  kegiatan yang diselenggarakan.
Pemprov Jawa Barat, lanjutnya, memberikan  perhatian  terhadap  yayasan, pontren atau lembaga  keagamaan. Oleh karena itu, dia menghimbau  kepada  pengelola  agar  memperhatikan  faktor  lingkungan. Sesuai  dengan  visi  Kuningan  salah satunya untuk  mengembangkan  lingkungan  yang  lestari. Tentang koperasi, Aang  menjelaskan, koperasi  merupakan  salah  satu  media kekuatan  ekonomi. Untuk   itu  dalam  pengelolaan  koperasi  dibutuhkan  manajemen  yang  baik  dan  orang-orang  yang  jujur. Jika hal itu dapat terlaksana maka koperasi sebagai  soko ekonomi  masyarakat  dapat  terwujud. “Terlebih  lagi  Kuningan  sudah  menjadi  Kabupaten  Koperasi yang  dimotori  oleh  beberapa  kecamatan, diantaranya Kecamatan  Cibingbin, Kuningan dan  Cilimus,” ujarnya.   
Disamping itu, Aang  mengharapkan  kepada  kelompok tani  yang  mendapatkan  bantuan  harus  ada  kemajuan  dalam  usahanya. Dengan  memperhatikan  faktor  kualitas, karena  jika  hal ini  diabaikan  bisa  menurunkan  harga produk. “Dengan  diberikannya bantuan ini, saya tidak ingin  mendengar ada pengelola  yang  melakukan  penyimpangan. Namun  dalam  pengelolaannya  harus  digunakan  dengan  tepat. Sehingga  manfaatnya pun  akan  tepat  dan  dapat  dipertanggungjawabkan,” tegasnya (deha)

BP4K-STTP Bogor Gelar Diklat

KUNINGAN (SJB).- Sebanyak 26 orang peserta pendidikan dan pelatihan dasar khusus bagi penyuluh pertanian ahli mengikuti acara pembukaan peresmian kegiatan tersebut, bertempat di aula gedung badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan. pendidikan dan pelatihan dasar khusus bagi penyuluh pertanian ahli rencananya akan berlangsung selama 11 hari dan acara tersebut merupakan hasil kerjasama BP4K Kabupaten Kuningan dengan Sekolah Penyuluhan Pertanian Bogor (STTP Bogor). Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda.,S.Sos, Kepala BP4K Ir. H. Dodi Nurohmatuddin,.MP, Ketua Sekolah Penyuluhan Pertanian Bogor Dr. Kusharyono.,SE.,MM, serta undangan lainnya.
Ketua penyelenggara Dr. drh. Endang Endrakasih, MS, melaporkan, ada tiga tujuan atau sasaran dari kegiatan ini yaitu membangun landasan untuk pelaksanaan tugas penyuluh pertanian, menyamakan persepsi terhadap tugas dan fungsi, organisasi, tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian serta meningkatkan wawasan pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai penyuluh pertanian. “Metode atau kurikulum dari pelatihan tersebut terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan teori dan praktek di ruangan, praktek kompetensi di lapangan serta evaluasi kompetensi,” terangnya.
Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda, S.Sos, menyambut baik adanya kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut, sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Kuningan lima tahun kedepan yaitu Kuningan lebih sejahtera berbasis pertanian dan pariwisata yang maju dalam lingkungan yang lestari dan agamis, berdasarkan akan hal itu pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam perekonomian Kabupaten Kuningan.
Menurutnya, dengan diadakannya Diklat ini diharapkan para peserta yang telah mendapatkan pengetahuan dari kegiatan ini dapat diterapkan di lapangan untuk meningkatkan sektor pertanian. “Saya berpesan kepada seluruh peserta pendidikan dan pelatihan agar mengedepankan atau melakukan pendekatan dengan komunikasi yang baik dengan para petani dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul nantinya di lapangan,” pintanya. (deha)

P2W-KSS Jabar Lakukan Monitoring & Evaluasi

KUNINGAN (SJB),- PROGRAM terpadu peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat sejahtera (P2W-KSS) Tingkat Jabar melakukan Monitoring & Evaluasi bertempat di Desa Garajati, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan.  Kegatan yang dihadiri Wakil Bupati Kabupaten Kuningan, H. Momon Rocmana, MM, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan Hj. Utje Ch Suganda, Ketua Tim Evaluasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Drs. H. Haerudin Hasibuan, beserta rombongan, Camat serta Muspika  Ciwaru, Kepala Desa Garajati beserta ratusan warga.
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Cimawu, Siti Musrifah.,S.Pd, menjelaskan,  kegiatan Pokja yang menjadi prioritas utama yaitu Pokja I membidangi penghayatan dan pengamalan pancasila dan gotong-royong, Pokja II membidangi pendidikan dan keterampilan dan pengembangan kehidupan berkoperasi, Pokja III membidangi pangan, sandang serta perumahan dan tata laksana rumah tangga dan yang terakhir Pokja IV yaitu membidangi kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta perencanaan sehat, seluruh Pokja dari I-IV adalah prioritas yang seharusnya menjadi acuan kinerja pelaksanaan 10 program PKK..
Ketua Tim Evaluasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Drs. H.Haerudin Hasibuan, mengatakan,  evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2W-KSS) merupakan pengembangan dari program-program PKK. Program tersebut   merupakan upaya pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam serta lingkungan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat dan bahagia termasuk perlindungan perempuan dan anak serta meningkatkan kedudukan peran, kemampuan, kemandirian serta ketahanan mental spiritual perempuan melalui lintas sektor pembangunan masyarakat.
Program P2W-KSS, lanjutnya, bertujuan untuk mengetahui sejauhmana implementasi kegiatan program-program PKK dalam rangka pemberdayaan kaum perempuan. Dia menilai pembinaan PKK di Kabupaten Kunngan, cukup baik. “Terus terang saja saya merasa bangga dan respek terhadap kepemimpinan ketua TP PKK Kabupaten Kuningan yang sudah jelas terlihat dan terasa upaya pemberdayaan kepada masyarakat atau kadernya,“ ujarnya.   
Sementara itu. Wakil Bupati Kuningan, H. Momon Rochmana.,MM, menyambut baik pelaksanaan kegiatan P2W-KSS tersebut, Ia menyebutkan bahwa program terpadu P2W-KSS memiliki tiga kelompok kegiatan yaitu kelompok kegiatan dasar yang merupakan pembinaan dinas atau instansi merupakan pembinaan masyarakat, seterusnya pembinaan diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan dan yang terakhir kegiatan penunjang melalui forum dan konsultasi. “Dengan adanya program P2W-KSS diharapkan dapat menjadi motivator bagi kaum perempuan dalam ikut serta menyukseskan pembangunan dan dapat dijadikan indikator dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya. (deha)

Bappeda Kuningan Launching SCBD

KUNINGAN (SJB).- Dengan digurlikannya desentralisasi atau otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah kabupaten/kota. Untuk itu, dibutuhkan peningkatan kapasitas daerah atau SCDB, baik dalam aspek kebijakan, kelembagaan, manajemen SDM, Diklat dan keuangan. Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Bapeda menggelar kegiatan peningkatan kapasitas daerah atau SCBD (Sustainable Capacity Building For Descentralization). diikuti sebanyak 90 orang, bertempat Aula Bank Jabar Banten Cabang Kuningan.
Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda, mengatakan, SCBD merupakan program peningkatan kapasitas daerah dalam menunjang desentralisasi, yaitu sebagai bagian upaya besar dalam mendukung reformasi tata pemerintahan dan revitalisasi kehidupan ekonomi, dan penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.
Dijelaskan, SCBD merupakan bagian dari kerangka nasional dalam peningkatan kapasitas mendukung desentralisasi, yang mengacu kepada kebutuhan penyesesuain kebijakan dan regulasi. Untuk reformasi kelembagaan, penyesuaian prosedur kerja dan mekanisme koordinasi dan peningkatan keterampilan dan kualifikasi orang-oran dengan sistem nilai serta prilaku sedemikian rupa yang dapat memenuhi tuntutan otonomi daerah dan suatu pendekatan baru. Tentang pemerintahan dan administrasi serta mekanisme partisipasi yang tepat untuk dapat dapat memenuhi tuntutan agar lebih demokratis.
Dari kerangka nasional yang ditetapkan ini, lanjut bupati, terdapat 8 bidang kebijakan pemerintah yang menjadi prioritas dasar, yakni kerangka kerja peraturan yang lebih baik, pengukuran reformasi kelembagaan yang esensial, peningkatan kepentingan pada manajemen sumber daya manusia (SDM) dan system keuangan daerah dan manajemen keuangan yang lebih baik. Kebutuhan untuk memberdayakan masyarakat, perencanaan daerah yang partisipatif, dukungan terhadap pembangunan ekonomi dan manajemen transisi yang lebih baik,” katanya.
Menurutnya, program ini sangat menunjang dalam penjabaran salah satu misi, yaitu peningkatan kualitas SDM.Untuk itu, diharapkan peserta diklat akan berdampak kepada peningkatan kinerja aparatur, meliputi administrasi umum, manajemen keuangan, pengawasan, hukum, pengembangan SDM, informasi dan komunikasi perencanaan pembangunan, implementasi program, monitoring dan evaluasi dan pengadan barang.
Sementara itu, Kepala Bapeda Kabupaten Kuningan, Drs. H. Yosep Setiawan, MSi memaparkan, tujuan launching SCBD merupakan peresmiaan titik awal digulirkannya SCBD Kabupaten Kuningan dan membangun kesepahaman serta membangun komitmen untuk mensukseskan SCBD. Sedangkan tujuan dari Inception Report, yaitu media sosialisasi lanjutan terhadap kegiatan SBD pelaksaanan periode I. untuk waktu implementasi pelaksanaan secara multi tahun mulai 2009 hingga 2011.
Disebutkannya, untuk peserta kegiatan SCDB terdiri dari CPMO, konsultan, unsur DPRD, para Asisten, kepala OPD, kepala bagian Setda, camat, tim pelaksana (PIU) SCBD dan unsur perguruan tinggi dengan jumlah 90 orang. Kegiatan ini, “Ada pun biaya kegiatan 80 % dari ADB/APBN dan 20 % dari APBD Kabupaten,” paparnya. .
Tampak hadir Ketua DPRD Kab. Kuningan, Direktur CPMO SCBD, Direktur PT. Reka Spasia Indonesia, Direktur Mutiara Wiyatadarma, Field Team SCBD dan undangan lainnya. (deha).

HKN Tingkat Kabupaten Kuningan Diwarnai Pemberian Penghargaan

KUNINGAN (SJB),- HARI Kesehatan Nasional (HKN) ke-45 di Kabupaten Kuningan ditandai dengan penyerahan penghargaan kepada beberapa tenaga kesehatan berprestasi. Diantaranya, Puskesmas, RSU El-Syifa, Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan  SMK Bhakti Husada Kabupaten Kuningan. Bertempat di Pandapa Paramarta Kabupaten Kuningan,
“Lingkungan sehat rakyat sehat merupakan tema pada peringatan HKN kali ini yang diangkat untuk dapat lebih mengarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” kata H. Iding Suwardiman, SE, MM. Kes., selaku ketua penyelenggara. Lebih lanjut dikatakan, tujuan dari peringatan HKN kali ini yaitu meningkatnya upaya pemangku kepentingan (stokeholders) dalam mempercepat terwujudnya rakyat sehat.
Sementara itu, sambutan Menteri Kesehatan RI yang dibacakan Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda, S.Sos mengatakan, dalam momentum peringatan HKN ke-45 ini kita harus berupaya secara terus-menerus untuk melakukan peningkatan dan perbaikan dalam meningkatkan lingkungan sehat seperti yang sudah ditargetkan dalam program 100 hari bidang kesehatan.
Kesehatan merupakan tujuan kita bersama, karena itu perlu dikembangkan paradigma baru dijajaran kesehatan. Jika sebelumnya pelayanan kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai obyek, maka saat ini masyarakat didorong dan diberdayakan untuk menjadi subyek. Menteri Kesehatan RI berpesan agar dapat lebih meningkatkan derajat kesehatan lingkungan yang berdampak pada peningkatan kualitas bangsa.
Peringatan hari kesehatan nasional diawali dengan upacara bendera, hadir dalam acara tersebut Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda.,S.Sos, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Drg. H. Kadaryanto,MM, MARS., Direktur Rumah Sakit Umum Daerah’45 dr. H. Moch. Afif Kosasih, M. Kes, serta undangan lainnya. (deha)

Uri : Kandidat Tetap Junjung Etika Politik

KUNINGAN (SJB).- KENDATI suhu politik menjelang Musda Daerah (musda) Partai Golkar Kuningan, akhir-akhir ini cukup panas, namun para kandidat dalam mencari dukungan kepada calon pemilih, tetap santun, elegant, saling menghormati dan menjujung tinggi sportifitas serta mengedepankan kepentingan partai dibandingan diri pribadi.
    Demikian disampaikan salah seorang kandidat, Drs. Uri Syam, SH, kepada Seputar Jabar, di sela-sela aktifitasnya sebagai PLH Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Kuningan. Menurutnya, kandidat lain seperti H. Yudi Budiana, SH dan Drs. H. Ending Suwandi. MM yang juga akan ikut ‘bertarung’ diajang pemilihan bergengsi tersebut, selama ini tetap mengedepankan soliditas dan kebersamaan demi kepentingan partai.
    Dijelaskan Uri, Partai Golkar merupakan partai yang berpengalaman dan dewasa. Oleh karena itu, calon pemilih yang akan memberikan suara atau menentukan pilihannya kepada para kandidat sudah dipastikan telah memiliki pemikiran yang strategis ketika mengusung calon Ketua DPD Partai Golkar Kab. Kuningan di musda yang akan datang. Para pemilih terdiri dari pengurus Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar, Organisasi Sayap dan Organisasi yang mendirikan serta yang didirikan Partai Golkar. “Hingga saat ini para kandidat tetap santun, elegant, saling menghormati dan menjujung tinggi sportifitas, ketika mencari dukungan kepada para PK,” katanya.
    Dijelaskan, berkiprah dan berjuang bersama Partai Golkar tidak selamanya harus menjadi pengurus, apalagi sebagai ketua DPD. Namun dia mengingatkan, yang harus dilakukan oleh seluruh kader partai berlambang pohon beringin itu adalah menjaga soliditas dan kebersamaan dalam memperjuangkan rakyat maupun konstituen. “Saya bangga kepada para kader yang dicalonkan di musda nanti, karena mereka tetap memperhatikan nilai etika politik, berpikiran dewasa dan bersikap terhormat,” pungkasnya. (deha)

Jelang Musda Partai Golkar Kab. Kuningan : Dukungan Yudi Terus Mengalir


KUNINGAN (SJB).- DUKUNGAN kepada para kandidat ketua DPD Partai Golkar pada musda yang akan datang terus mengalir. Dukungan tersebut bukan hanya dari internal  tapi juga dari eksternal Partai Golkar. Misalnya saja, Heri Purnama dari Linggarjati Centre, secara terangan-terangan mendukung pencalonan H. Yudi Budiana, SH.
  

Ikan Di Waduk Darma Terserang Virus Aeromonas

KUNINGAN (SJB).- PARA petani ikan yang menggunakan jaring apung di Waduk Darma Kabupaten Kuningan dibuat resah. Pasalnya ikan-ikan yang ada didalam jaring apung milik salah seorang petani, terlihat lemas dengan kondisi hampir mati. Ikan tersebut ternyata terserang virus aeromonas. Kontan saja, pemilik jaring tersebut terpaksa menjual ikannya dengan harga dibawah standar alias murah meriah.
      Namun tidak semua petani ikan jaring apung di Waduk Darma, mengalami kerugian akibat virus aeromonas. Sebut saja Juhanda (47) warga Desa Jagara Blok Cikembang RT. 09, Kecamatan Darma, Ia yang sehari-hari menjadi pengelola jaring apung milik orang lain menuturkan, ikan yang terkena virus aeromonas harus cepat-cepat diangkat dari lahan jaring apung karena dikhawatirkan vutus tersebut akan menyebar ke jaring apung lainnya. “Alhamdulillah jaring ikan yang berada dalam jaring apung yangh saya kelola tidak terkena virus aeromonas,” katanya.
       Mengelola ikan dalam jaring apung, lanjutnya, membutuhkan kesabaran dan harus cepat tanggap. Jika dia melihat gejala ikan berenang terseok-seok, maka ikan tersebut harus segera diangkat kemudian dibuang ke darat. Bila tidak mau rugi, dijual ke penampung walaupun dengan harga murah. Bukan hanya itu, kewaspadaan Mang Juhanda dalam mengelola ikan dalam jaring apung tidak mengenal siang maupun malam. “Pada malam hari saya ditemani anak tidur di lokasi jaring apung, untuk menjaga ikan serta mengantisipasi adanya pencurian,” paparnya.
    Mang Juhanda sudah 17 tahun menjadi pengelola ikan jaring apung. Kontribusi yang dia terima dari pemilik jaring apung berupa gaji. Selain mengelola jarring apung milik orang lain, dia pun memiliki 12 lokal jaring apung. Harga jual ikan 15 ribu rupiah per kilonya. Tapi jika persediaan ikan di pasar melimpah maka harga jual ikan turun drastis. Penyebabnya adalah adanya kiriman ikan dari luar Kabupaten Kuningan dengan kapasitas yang banyak masuk ke pasar. Sehingga persediaan ikan melimpah sedangkan jumlah pembeli tetap. “Ikan yang ada di pasar tidak tahan lama, paling kuat dua hari, setelah itu akan mati,” terangnya.
        Menurutnya, pengadaan bibit ikan untuk jaring apung di Kaupaten Kuningan paling bagus dilakukan pada Bulan November karena tiga atau empat bulan kemudian, antara Bulan Januari atau Februari sudah siap dipanen dengan harga jual yang stabil. Mengapa demikian ?, Juhanda menerangkan, pada bulan-bulan tersebut memasuki musim kemarau, sehingga petani ikan yang ada di kota besar seperti Bandung tidak akan membudi daya ikan. “Biasanya dui musim kemarau aliran sungai atau situ di kota besar rentan tercema limbah pabrik, sehingga petani ikan di sana menghentikan sementara budi daya ikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Perikanan Dinas Pertanian Kab. Kuningan, Ir. Dindin Koswara, ketika hendak dikonfirmasi Seputar Jabar mengenai wabah virus aeromonas yang menyerang petani ikan jaring apung di Waduk Darma, tidak ada di tempat. “Bapak sedang sakit,” ujar salah seorang staf. Ketika dicari tahu penyebab virus tersebut, staf di Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kab. Kuningan, ternyata tidak mau memberikan informasi sedikitpun, dengan alasan hal itu kewenangan kabid. (deha)