Senin, 08 September 2008

KMK Hentak Kuningan


 
KMK Hentak Kuningan

KUNINGAN (SJB).- KEHADIRAN Komunitas Musisi Kuningan (KMK)  bisa memberikan hiburan dan kenangan tersendiri. Betapa tidak, alunan lagu dan musik lawas yang meroket di blantika musik beberapa tahun yang lalu. KMK seolah memberikan kembali jiwa yang hilang terutama bagi penggemar lagu dan musik di era 80-an. Sangat pantas jika pagelaran KMK bertempat di Pandapa Paramarta, Kabupaten Kuningan, mampu menyedot ratusan penikmat musik legend.

    Acara yang dikemas apik tersebut, tidak hanya dapat menghibur penikmat dan pemain musik di era 80-an, namun suara emas dan atraksi musik yang dimainkan para ponggawa yang dipimpin Maman “Magic” Supriatman itu, ternyata mampu  meningkatkan adrenalin penonton. Bahkan pantauan Seputar Jabar di lokasi panggung, menunjukkan kepiawaian KMK dalam memainkan berbagai alat musik, ternyata tidak lekang oleh perjalanan waktu. Dan bila dibandingkan dengan musisi muda, personel KMK memberikan nuansa tersendiri karena sajian musik yang disuguhkan sesuai dengan kondisi tempo dulu.  
 
    Ketua Panitia, Wawan Hermawan Junior yang merupakan wartawan kawakan, melaporkan, berdirinya KMK merupakan perwujudan rasa idealime untuk mempertahankan musik legenda di era 80-an. Menurutnya, cikal bakal KMK terdorong oleh kesamaan persepsi dari para musisi yang memandang perlu adanya wadah untuk merefleksikan kenangan indah yang dikemas dalam alunan lagu dan musik pada jamannya. “Hingga saat ini grup musik yang tergabung dalam KMK sebanyak 7 grup yang usianya pemainnya rata-rata diatas 30 tahun,” jelasnya.

    Sementara itu, Penasehat KMK, Mumung MS, dalam sambutannya mengatakan, musik adalah bahasa dunia. Musik, lanjutnya, mampu merubah wajah dunia. Dan dengan musik manusia akan memahami dan mengerti arti kehidupan dan keindahan. “KMK merupakan mediasi bagi pendengar, penikmat dan pemain musik di era 80-an,” paparnya. Diakui Mumung, dengan bermain musik dan mendengarkan lagu kenangan, diharapkan adanya instropeksi diri dengan mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, karena sampai detik ini kita masih diberikan kenikmatan hidup, melalui rajutan kenangan indah yang diapresiasikan dalam lantunan lagu dan musik.

    Udara dingin di sekitar Pandapa Paramarta tidak menyurutkan penonton yang begitu santai menikmati lantunan lagu dan musik. Apalagi penyanyi dari masing-masing grup nampak komunikatif dalam melantunkan lagu yang menjadi icon grupnya. Tak jarang sajian musik cadas mampu menghipnotis para penonoton terutama kawula muda untuk ikut berjingkrak menikmati hentakan musik yang digelar pada awal Bulan Ramadhan tersebut. (deha)                                        

Gubernur Jabar Bantu Penanganan HIV/AIDS

 Gubernur Jabar Bantu Penanganan HIV/AIDS

KUNINGAN (SJB).- SETELAH sekian lama tanpa ada kejelasan, bantuan Gubernur Jabar senilai 150 juta untuk penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan, akhirnya bisa terealisasi. Proses pencairan dana tersebut, berawal dari adanya informasi yang diterima Seputar Jabar dari sekretaris Forum Kuningan Peduli AIDS atau FKPA, Ano Juana, perihal lambatnya bantuan dana dari Dinkes Kuningan kepada FKPA yang merupakan organisasi sosial yang peduli terhadap penanggulangan kasus HIV/AIDS. 

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kuningan, dr. H. Sardjono, M.Kes melalui Kabag TU, H. Radji. K. Rasdji ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Kabupaten Kuningan mendapat bantuan dari Gunernur Jabar sebesar 150 juta untuk penanganan HIV/AIDS yang dewasa ini menunjukan angka peningkatan setiap tahunnya. Dikatakan Radji, bantuan tersebut bersumber dari APBD Provinsi Jabar untuk membantu operasional Dinkes Kab. Kuningan dalam upaya menekan penyebaran HIV/AIDS melalui berbagai program kegiatan maupun sosialisasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat. Sudah barang tentu, lanjutnya, upaya yang dilalukan Dinkes Kab. Kuningan tidak mungkin akan berhasil tanpa dukungan dan peranserta semua pihak, termasuk organisasi sosial seperti FKPA dan Yayasan Maha Kasih.

    Dijelaskan, bantuan Pemerintah Provinsi maupun Pusat mengacu kepada RKA/DPA anggaran dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, bahwa bantuan yang berasal dari Provinsi atau pusat disesuikan dengan kemampuan keuangan daerah. Dengan kata lain. Bantuan dimaksud bukan berarti menunggu kucuran dana secara langung, namun ditanggulangi dahulu oleh daerah. Setelah itu, barulah proses pencairan dana bantuan diterima oleh dinas atau instansi terkait. :”Pada dasarnya Dinkes Kab. Kuningan  tidak pernah menghambat proses pencairan bantuan keuangan seperti bantuan Gubernur Provinsi Jabar untuk penanganan HIV/AIDS,” terangnya.

    Lebih lanjut dipaparkan Radji, bantuan Gubernur Jabar untuk penanganan HIV/AIDS berasal dari APBD Provinsi Tahun 2007 dan baru masuk ke APBD Provinsi Tahun 2008. Sedangkan proses pencairan di Kabupaten Kuningan, berdasarkan kemampuan keuangan daerah, yakni pada triwulan ketiga dan keempat. “Mudah-mudahan awal September 2008 bantuan tersebut bisa segera direalisasikan,” katanya.

    Ditempat terpisah, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kab. Kuningan, Drs H. Aan Suharso, MSi dan Ketua Yayasan Maha Kasih Kab. Kuningan, Jafar Sanjaya, ketika diminta pendapatnya mengatakan, bahwa pihaknya merasa gembira mendengar informasi tentang adanya pencairan bantuan Gubernur Jabar untuk membantu penanganan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan.” Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan, oleh karena itu diperlukan penanganan yang serius dan komprehensif,” ujarnya. Dan untuk mendukung kinerja tersebut, lanjutnya, memerlukan biaya operasional. (deha)

21 Orang Berebut Kursi KPU Kuningan


 
Prosesi seleksi Calon Anggota KPU Kab. Kuningan

21 Orang Berebut Kursi KPU Kuningan

KUNINGAN (SJB).- SEBANYAK 21 orang berebut kursi menjadi calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kuningan periode 2008-2013. Berbagai test diikuti peserta sebagai bentuk persyaratan untuk lolos menjadi anggota KPU Kuningan. Mulai test tertulis hingga psikotes yang mendatangkan ahli psikologi dari luar Kabupaten Kuningan.

    Ketua Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kuningan, Drs. H. KD. Wahyudin, M.Ag kepada Seputar Jabar menerangkan, dari 32 orang pelamar, 24 orang yang lolos administrasi termasuk lima anggota KPU Kuningan yang sekarang ini masih menjabat. Ke-24 peserta, hanya 21 yang mengikuti test tertulis bertempat di FKIP UNIKU. Kemudian disaring lagi menjadi 20 orang untuk menjalani psikotest dan wawancara. Jumlah peserta yang mengikuti seleksi calon Anggota KPU Kuningan sebanyak 20 orang, terdiri dari 17 laki-laki  dan tiga perempuan. Setelah itu, bagi yang lolos 10 besar, maka akan diajukan ke KPU Provinsi Jabar untuk mengikuti test lanjutan, guna disaring menjadi  5 orang calon anggota KPU Kab. Kuningan periode 2008-2013.

Menurutnya, guna memenuhi keseteraan gender, dari 5 orang anggota KPU yang dinayatakan lulus oleh KPU Provinsi Jabar, satu orang diantaranya dari perempuan. Kendati demikian, dirinya tidak menutup kemungkinan jika calon dari perempuan tidak harus dipaksakan ada, mengingat segala bentuk persyaratan termasuk hasil penilaian harus benar-benar mencerminkan integritas, intelektualitas dan kredibilitas seorang anggota KPU. Diakuinya, masyarakat Kab. Kuningan menyambut baik rekruitmen calon Anggota KPU, terbukti jumlah banyak pendaftar yang mengembalikan formulir pendaftaran.    
   
:    ”Sistem dan mekanisme penilaian oleh tim seleksi berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan dan sesuai dengan tupoksinya,” jelasnya. Sehingga, lanjutnya, penilaian yang dilakukan tim seleksi bersifat murni tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Oleh karena itu, terang dosen STAI Kuningan, proses rekruitmen dan penilaian calon Anggota KPU Kuningan dilakukan secara profesional dan proposional, sehingga  peserta yang dinyatakan lolos dan dilantik sebagai anggota KPU Kuningan benar-benar kredibel, akseptabel dan akuntabel.

Tim seleksi calon Anggota KPU Kuningan Periode 2008-2013 meliputi Ketua Drs. H. KD. Wahyudin, M.Ag, lalu DR. Abdul Muis, Drs. Saepudin, MSi dan Dra Hj. Juju Juhariyah, MPd serta Drs. Nana Juhana masing-masing sebagai anggota. Sedangkan  calon Anggota KPU yang lolos kesepuluh besar, diantaranya, Drs. A. Dedi Mutiadi, MPd, Drs. Dodo Ahmad Djaenudin dan Edah Jubaedah, SH serta Endun Abdul Haq, MPd. Kemudian, Hamid, SH, Haris Budimana, SH, MM.dan Hj. Heni Susilawati, S.Sos, MM. Selain itu, Muliawan Ahmadi, SE, Nurul Iman, S.Ag, MSi dan Drs. Teguh Priyono, MBA. (deha)

DPRD Kuningan Sidak Raksa Desa

 
DPRD Kuningan Sidak Raksa Desa

KUNINGAN (SJB)..- FUNGSI pengawasan terhadap program kerja eksekutif Kabupaten Kuningan terus dilakukan oleh legislatif melalui alat kelengkapannya. Seperti halnya Komisi A DPRD Kab. Kuningan, baru-baru ini melakukan inspeksi mendadak (sidak)   program raksa desa dengan leading sektor Badan Pengembangan Masyarakat Pemuda dan Olah Raga (BPMPORA). Hal diungkapkan Ketua Komisi A, Ir. Abriyanto Setiawan, MSi, usai sidak ke Desa Pasir Agung, Kecamatan Hantara, belum lama ini.

    Dikatakan, inspeksi mendadak atau sidak yang dilakukan legislatif bertujuan untuk mengetahui sejauhmana realisasi program raksa desa dan manfaat yang bisa diperoleh masyarakat pedesaan. Program raksa desa harus tetap dipantau, karena program tersebut dibiayai dengan menggunakan anggaran pemerintah. Lebih lanjut dijelaskan, segala bentuk program kerja yang dibiayai pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pusat, diperlukan pengawasan agar program dimaksud tidak salah sasaran. “DPRD Kuningan dengan kelengkapannya berkewajiban melakukan fungsi pengawasan terhadap program kerja eksekutif terutama yang menyangkut penggunaan anggaran,” katanya kepada Seputar Jabar.

    Misalnya saja, lanjut pria yang ikut mencalonkan kembali menjadi anggota DPRD periode 2009-2014 dari Partai Golkar itu, program raksa desa di Desa Pasir Agung cukup menggembirakan. Selain tepat sasaran juga tingginya partisipasi masyarakat dalam menyikapi program tersebut. Kepada masyarakat dia meminta agar ikut membantu dan sama-sama mengawasi penggunaan anggaran program raksa desa karena program tersebut dibiayai oleh rakyat yang secara administrasi dititipkan kepada pemerintah. “Pembangunan yang dilakukan pemerintah dibiayai oleh rakyat melalui mekanisme dan prosedur keuangan negara,” jelasnya.

    Usai sidak ke Desa Pasir Agung, Abriyanto melanjutkan perjalanan ke Desa Pakapasan Ilir. Disana dia juga meninjau pelaksanaan pengaspalan jalan desa sepanjang satu kilometer yang dibayai hasil swadaya murni masyarakat setempat. Diakui Abriyanto, dirinya merasa bangga dengan ikatan gotong royong masyarakat pedesaan yang selama ini masih tetap terjalin. Begitu juga dengan perangkat desa, LPM dan masyarakat terlihat begitu aktif menyelesaikan perbaikan jalan tersebut. (deha)