Kamis, 13 September 2007

Ketua Umum PD AMPG Kab. Kuningan : Pembangunan Kuningan Belum Seimbang



KUNINGAN (SJB).- Pembangunan di Kabupaten Kuningan saat ini belum menunjukkan adanya keseimbangan antara fisik dan non fisik, terutama pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan, karena pembangunan fisik merupakan tugas yang sebenarnya sudah terprogram dan telah mendapat persetujuan dari lembaga legislatif.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum Pengurus Daerah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG, red) Kabupaten Kuningan, Ir. Asep Setia Mulyana didampingi sekretaris Tatang Heryana, kepada SJB beberapa waktu lalu. Dikatakannya, AMPG sebagai organisasi sayap Partai Golkar sudah selayaknya ikut berperanserta dalam pembangunan, khususnya Kabupaten Kuningan. Kendati demikian, organisasi yang dipimpinnya harus pula berani mengkritisi jalannya pembangunan Kabupaten Kuningan, agar program yang dijalankan eksekutif menjadi tepat sasaran dan berdaya guna serta berhasil guna demi kepentingan masyarakat.

    Walaupun secara kelembagaan posisi AMPG adalah sebagai pendistribusi dan pelaksana kebijakan Partai Golkar, namun dirinya berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan lebih memperhatikan para pengusaha kecil dan menengah (mikro). Sudah selayaknya para pengusaha tersebut diberikan kemudahan utuk mendapat bantuan melalui program Kredit Usaha Kecil dan Menengah atau KUKM yang dikelola oleh lembaga keuangan milik darah atau BUMD. Sebab, kata Asep, bantuan dana dari Pemkab Kuningan kepada BUMD yang ditunjuk, bersumber dari APBD Kuningan.

Dikatakannya, bantuan permodalan kepada para pengusaha kecil dan menengah (mikro) tidak selalu harus melalui lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Pemkab Kuningan saja, namun bisa juga melibatkan organisasi lain yang mempunyai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. ”Angkatan Muda Partai Golkar siap membantu untuk memfasilitasi kebutuhan modal para pengusaha kecil dan menengah atau mikro,” katanya.

Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kabupaten Kuningan merupakan salah satu organisasi yang terbesar dan berpengaruh karena mempunyai  anggota dan kadernya tersebar luas sampai ke pedesaan yang di Kabupaten Kuningan.  Menurut data yang dihimpun SJB, jumlah anggota dan kader berlambang Pohon Beringin Bersayap tersebut mencapai ribuan orang dengan kepengurusan organisasi secara hirarki sudah lengkap, mulai dari Pengurus Daerah, Pengurus Anak Cabang (PAC) yang tersebar di 32 kecamatan dan Pengurus Anak Ranting hampir ada 95 persen sudah terbentuk di  beberapa desa /kelurahan.

Sudah barang tentu, besarnya organisasi ini merupakan hasil kerja keras semua pengurus dengan sistem manajemen yang handal, profesional serta proposional dan didukung leadership Ketua Umum Pengurus Daerah AMPG Kabupaten Kuningan Ir. Asep Setia Mulyana, yang dikenal demoktratis dan mampu memahami aspirasi bawahannya. Sehingga AMPG Kabupaten Kuningan kini tampil lebih dinamis dalam berbagai aktifitasnya.

    Visi AMPG Kabupaten Kuningan adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sentosa dan aman serta sejahtera yang berkedudukan hukum serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi demi terwujudnya masyarakat yang makmur. Sedangkan misinya adalah mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikatakan, program kerja yang sudah dan sedang dilakukan oleh AMPG Kab. Kuningan, melakukan konsolidasi internal untuk lebih menertibkan sistem administrasi dan terciptanya rasa kebersamaan pengurus dan anggota.

Berbagai kegiatanpun dilakukan, misalnya olah raga seperti turnamen bola volley dan sepak bola di berbagai kecamatan. Kemudian bakti sosial serta secara periodik melaksanakan Pendidikan dan Latihan kepada para anggota seperti Pelatihan Kedisplinan, Kesamaptaan dan Bela Negara bekerjasama dengan lembaga lain yang berkompeten.     

    Sementara kegiatan yang akan dilaksanakan dalam bentuk Program Revitalisasi Bank Darah Desa. Karena menurutnya, kebutuhan darah di PMI Cabang Kuningan rata-rata 1000 labu per harinya, sedangkan untuk melayani kebutuhan masyarakat saat ini baru 500 labu per hari. ”Untuk menyukseskan program tersebut kami telah mensosialisasikan program kemanusiaan tersebut kepada seluruh anggota dan kader melalui pengurus di berbagai tingkatan,” katanya. Sudah barang tentu, lanjut Asep, hal itu perlu mendapat suport dari organisasi yang terkait, seperti halnya dengan PMI Cabang Kuningan.

    Ketika SJB mencari tahu, siapa figur Bupati Kuningan mendatang yang sesuai dengan harapan AMPG ?, dengan nada diplomatis Asep menjawab, bahwa siapapun pemimpinnya pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dan yang terpenting, menjadi Bupati Kuningan harus mempunyai leadership dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan berakhlak mulia atau agamis. Disamping itu, lanjutnya, didasari niat untuk mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, karena jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyatnya melalui wakil-wakil rakyat di legislatif atau DPRD.

    Kendati AMPG adalah organisasi dari kalangan muda, namun dirinya kurang sependapat apabila Bupati Kuningan mendatang dari kalangan muda. Faktor yang paling esensialnya adalah generasi muda cenderung mengedepankan emosional daripada rasionalisme dalam memutuskan suatu keputusan.  ”Kami khawatir segala bentuk keputusan dan kebijakannya berdasarkan emosional bukan rasional, sehingga akan menimbulkan preseden buruk di mata masyarakat, ” tandasnya. AMPG Kab. Kuningan, lanjutnya, senantiasa mengajak generasi muda untuk memposisikan diri sebagai partnership dan pro aktif dalam pembangunan, harapnya. (dadang hendrayudha)