Rabu, 07 Oktober 2009

Tidak Terganggu Alunan Musik


 
Seorang buruh tani membajak sawah, kendati di sebelahnya terdengar dentuman musik dan lengkingan suara penyanyi dari sebuah rumah makan..

Tidak Terganggu Alunan Musik

KUNINGAN (SJB).- HINGAR bingar dan dentuman musik serta lengkingan suara penyanyi yang terdengar dari Rumah Makan Lembah Ciremai, rupanya tidak membuat para petani yang tidak jauh dari rumah makan tersebut tidak merasa terganggu. Kendati jarak antara rumah makan dan pematang sawah hanya sekira 2 meter, namun para petani seolah-olah tidak mau tahu dengan apa yang dilakukan orang di rumah makan yang cukup bergengsi tersebut.

    Adalah Darja (48) warga Rt. 9 Rw. 3 Desa Ragawacana Kecamatan Kramatmulya, pria setengah baya yang telah dikaruniai 2 orang putra dan 2 putri, ketika diemui Seputar Jabar menerangkan, bahwa dirinya sudah puluhan tahun menjadi buruh tani yang bertugas ngawuluku (Membajak, red) sawah dengan menggunakan kerbau miliknya. Dia menerima upah 70 ribu rupiah per hari sudah termasuk makan dan rokok. “Lumayan untuk biaya makan dan biaya sekolah anak-anak,” ujarnya singkatnya.

    Dalam kurun waktu satu tahun, Darja menerima order untuk ngawuluku sebanyak tiga kali, sesuai jadwal tanam dan panen. Ditanya apakah merasa terganggu dengan suara bising yang berasal dari rumah makan, dia hanya terseyum sambil menggelengkan kepalanya pertanda tidak. “Mamang mah sudah terbiasa mendengar suara musik dan orang bernyanyi pada saat bekerja membajak sawah, itung-itung hiburan,” ungkapnya.
  
Sementara itu, pengguna lahan sawah, Sumedi (68) warga Desa Cibentang mengutarakan, sawah seluas 50 bata merupakan sawah bengkok Desa Cibentang yang dikontrak dengan biaya 45 ribu rupiah per tahunannya. Lahan tersebut tidak hanya ditanami padi saja akan tetapi tumpangsari dengan tanaman palawija dan sayuran. “Harga hasil pertanian di Kabupaten Kuningan saat ini sedang turun karena para petani menanam dan memetik panen secara serempak, sehingga hasil yang melimpah namun tidak seimbang dengan permintaan dan penjualan di pasar,” terangnya.

    Ditanya apakah setuju jika Pemkab Kuningan mendirikan pasar khusus sayuran dan buah-buahan, serta merta Sumedi menyatakan setuju. Oleh karenanya, dia mengusulkan kepada Pemkab Kuningan melalui dinas terkait agar segera dibangun pasar khusus sayuran dan buah-buahan. Menurutnya, keberadaan pasar khusus sayuran dan buah-buahan akan menjaga harga jual tetap stabil dan tidak lagi dipermainkan oleh ijon atau tengkulak. Dijelaskan, para petani di Kabupaten Kuningan masih tergantung kepada harga yang diterapkan tengkulak. “Dengan adanya pasar khusus sayuran dan buah-buahan diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat,” pungkasnya. (deha)      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar