Sabtu, 25 Juni 2011

Bangga Masyarakat Peduli Narkoba, Daripada Banyak Pengguna Tertangkap


Kepala BNNK Kuningan, Guruh Zulkarnaen, SSTP, MSi (kiri) 
bersama Ketua DPC Granat Kab. Kuningan dalam acara HANI 2011.
 
KUNINGAN (SJB).- KEPALA Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Kuningan, Guruh Zulkarnaen, SSTP, MSi, menyatakan lebih bangga jika masyarakat Kabupaten Kuningan peduli kepada bahaya penyalahgunaan narkoba, daripada lebih banyak pengguna atau pengedar narkoba yang tertangkap. Hal itu diungkapkan kepada Seputar Jabar, di sekretariat Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kuningan.
            Dijelaskan, sejak dilantik oleh Kepala BNN Pusat, Gories Mere di Hotel Bidakara Jakarta, beberapa waktu lalu, ia bertekad dan berkomitmen untuk mengeleminir peredaran gelap narkoba. BNNK merupakan lembaga vertikal pemerintah, sehingga anggaran operasional berdasarkan mekanisme yang ditetapkan Badan Narkotika BNN Pusat. “Kepala BNNK Kuningan setingkat eselon III A dan dibantu empat Kepala Seksi setingkat IV A, meliputi kasi Tata Usaha, Pencegahan, Pemberdayaan dan Pemberantasan,“ katanya.
            Secara eksplisit dipaparkan, program kerja BNNK Kuningan akan dilaksanakan mulai Tahun Anggaran 2012, sedangkan tahun sekarang merupakan masa transisi, sambil menunggu  proses kelanjutan lembaga Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kuningan yang dipimpin Wakil Bupati Kuningan, Drs. H. Momon Rochmana, MM. Bahkan menurut rencana, bangunan sekretariat BNK Kuningan akan dibongkar dan dibangun agar lebih representatif. “Pembangunan kantor BNNK berlantai dua, dibiayai oleh BNN Pusat,” paparnya.
            Kendati anggaran operasional BNNK Kuningan baru akan dikucurkan tahun 2012, namun tidak mengurangi aktifitasnya dalam menekan peredaran gelap narkoba. Dicontohkan, ia sering menerima undangan dari pihak sekolah maupun organisasi kepemudaan untuk memberikan penerangan sosialisasi penanganan masalah narkoba. Dijelaskan Guruh, kapanpun dan dimanapun, ia siap melayani permintaan dari siapapun terkait sosialisasi bahaya peredaran gelap narkoba.
Di tahun 2012, ia telah menyusun rencana kerja, diantaranya, Program Kampus atau Fakultas Bebas Narkoba, Program SLTP / SLTA Bebas Narkoba dan dinas instansi, pemerintah maupun swasta melalui penyuluhan-penyuluhan. “Kami menargetkan 10 % lembaga pendidikan di Kabupaten Kuningan bebas narkoba,” harapnya. Program lainnya, membentuk Community Base Unit atau masyarakat peduli bahaya narkoba di masing-masing lingkungannya.
            Kemudian, membentuk Program Pasca Rehabilitasi Pengguna Narkoba. Program tersebut merekrut dan membina mantan pengguna narkoba untuk dijadikan juru penerang dan mensosialisasikan bahaya gelap peredaran narkoba kepada masyarakat atau pelajar. “Biasanya melalui testimoni atau pengakuan langsung dari mantan pengguna narkoba akan lebih efektif karena menyentuh hati nurani,” katanya.
            Ia berharap kepada masyarakat dan media untuk terus ‘menyuarakan’ bahaya gelap peredaran narkoba. Termasuk kegiatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2011 yang dipusatkan di Obyek Wisata Waduk Darma, ia memberikan apresiasi terhadap BNK Kuningan dan DPC Granat Kabupaten Kuningan. 
            HANI merupakan implementasi sosialisasi untuk menekan penyalahgunaan narkoba karena dapat merusak moral serta cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Dahulu Indonesia berperang membebaskan diri dari penjajahan kolonial dan sekarang membebaskan diri dari belenggu narkoba. (deha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar