Minggu, 31 Juli 2011

SMKN 3 Kuningan, Wakasek Dipilih Guru


KUNINGAN (SJB).- ANEH memang, posisi Wakil Kepala Sekolah yang biasanya ditunjuk langsung oleh kepala sekolah, kini dipilih oleh para guru dan staf TU. Proses pemilihan dilakukan seperti pemilu. Hal itu terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 3) Kabupaten Kuningan.
            Kepala SMKN 3 Kuningan, Drs. Asep Muh Nuh Rosid, MPd, kepada Seputar Jabar, menjelaskan, penempatan wakasek yang dipilih melalui sistem pemilihan, berdasarkan aspirasi para guru dan TU. “Sesuai aspirasi yang dituangkan dal;am keputusan rapat, telah disepakati posisi wakasek yang masa jabatannya tiga tahun tersebut, semula ditunjuk atau diangkat oleh kepala sekolah, sekarang dipilih oleh para guru maupun staf TU,” katanya.
             Dari 13 calon yang diajukan kepala sekolah, dipilih 6 orang untuk menempati posisi Wakasek Bidang Kurikulum, Bidang Sarana Fasilitas, Bidang Humas, Manajemen Mutu, Bidang SDM dan Bidang Kedisiplinan. “Pemilihan wakasek, cukup tertib dan kondusif, mulai tahapan penjaringan bakal calon, penetapan calon, pencoblosan hingga penghitungan suara, telah memenuhi unsur demokrasi,” katanya.
            Disebutkan Asep, SMKN 1 Kuningan merupakan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan berharap bisa menjadi SBI. Untuk mencapai ke arah itu, dari 130 guru yang ada, minimalnya 60% adalah S2. Kondisi saat ini,  guru S2 ada 13 orang dan 6 orang lagi sedang melanjutkan pendidikan. Begitu pula dengan 48 orang staf TU, S1 tercatat 4 orang dan yang sedang melanjutkan ada 6 orang.
            Kurikum pendidikan di SMKN 1 Kuningan, terdapat 7 kompetensi, yaitu, Teknik Kendaraan Motor (TKM), Teknik Sepeda Motor (TSM),Tekni Instalasi Listrik (TIL) dan Teknik Audio Video (TAV). Kemudian, Teknik Multi Media (TMM), Teknik Gambar bangunan (TGB) dan Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB). Kurikulum yang diterapkan sudah secara nasional, yakni, Kurikulum Tingkat Standar Pendidikan (KTSP).
Menyikapi rumor yang berkembang di masyarakat terhadap biaya masuk siswa baru Tahun Ajaran 2011/2012 sebesar Rp. 8.000.000. Ia membantah bahwa hal itu tidak benar. “Rumor itu sama sekali tidak benar dan gal ini perlu diluruskan, bahwa biaya masuk siswa baru bukan 8 juta rupiah tapi 5 juta rupiah dan itupun untuk masa pendidikan selama tiga tahun,” katanya.
            Tahun ajaran 2011/2012 jumlah siswa mengalami penurunan, semula 600 siswa menjadi 560. Penurunan itu, kilah Asep, bukan karena dampak adanya rumor di masyarakat yang menilai biaya di SMKN 3 Kuningan mahal. “Jumlah penerimaan siswa baru sengaja dikurangi kuotanya, karena keterbatasan sarana agar kualitas pendidikan bisa ditingkatkan. (deha)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar