Rabu, 04 November 2009

menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat. Tahun 2010 Jabar Bebas Buta Aksara



Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda, S.Sos, (tengah)
menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat.

Tahun 2010 Jabar Bebas Buta Aksara

KUNINGAN (SJB),- BUPATI Kuningan H. Aang Hamid Suganda, S.Sos dianugerahi penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang dinilai telah berjasa ikut serta dalam menyukseskan Program Pemberantasan Buta Aksara. Penghargaan diberikan sebagai Penggerak Percepatan Buta Aksara serta Percepatan Pengalokasian Anggaran PNFI.

    Selain Bupati Kuningan, penghargaan diberikan juga kepada para tokoh dan Kepala Daerah lainnya dalam rangkaian peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tingkat Provinsi Jawa Barat yang ke-44, berlangsung selama dua hari dari tanggal 21-22 Oktober bertempat di Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon. Dijelaskan Ahmad Heryawan,  target yang telah ditentukan dapat terealisasi dengan baik bilamana didukung oleh seluruh komponen masyarakat melalui program-program pemberantasan buta aksara.

    Gubernur menghimbau kepada seluruh pihak-pihak yang terkait didalamnya, khususnya kepada para tutor yang merupakan lini terdepan dari keberhasilan program-program pemberantasan buta aksara supaya dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Mewujudkan pendidikan keaksaraan sebagai gerakan pendidikan pemberdayaan masyarakat. “Diharapkan pada tahun 2010 daerah Provinsi Jawa Barat akan terbebas tuntas dari masalah buta aksara,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Wayudin Zarkasih, SH, menyatakan, sebanyak 326 ribu warga Jawa Barat masih mengalami buta aksara. Oleh karenanya, Pemprov Jawa Barat mentargetkan di tahun 2010 masalah buta aksara harus tuntas. Lebih lanjut, dikatakan untuk mewujudkan Jawa Barat Bebas buta aksara merupakan sesuatu hal yang mungkin dengan mudah dapat dicapai dengan keuletan serta kerjasama dari seluruh bidang-bidang yang terkait didalamnya.  

Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI), lanjutnya, sebenarnya diperingati oleh UNESCO pada tanggal 8 september, peringatan ini bertujuan untuk menginformasikan tentang kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam bidang pendidikan non formal yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan keaksaraan sebagai gerakan pendidikan pemberdayaan kepada masyarakat. Dari 326 ribu warga di Jabar yang buta aksara, sekarang hanya tinggal 30 persen dari total penderita buta aksara sebelumnya.

Untuk mengentaskan angka buta aksara, pihaknya sudah melakukan sejumlah program, diantaranya dengan membentuk kelompok belajar di setiap daerah. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. “Mereka diberi bantuan dana sebesar Rp 8 juta, dari pemerintah pusat Rp 4,5 juta dan dari provinsi Rp 3,5 juta," katanya. Mereka ditargetkan sudah harus bisa membaca dan menulis selama kurun waktu satu bulan. Karena itu, Pemprov Jawa Barat optimis jika pada tahaun 2010 nanti akan terbebas dari buta aksara. Ditanya daerah mana  yang sudah terbebas dari buta aksara, Wahyudin menjelaskan, ada dua daerah yaitu Kota Cirebon dan Cimahi. (deha)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar